Fasih Radiana

Kalau kamu termasuk penulis dengan genre komedi, apa akan jadi sempurna tanpa tawa pembaca? Jadi, jangan pernah terbesit, kalimat asmara membuatmu kehilangan harga. Karena cinta seperti satuan terkecil yang melengkapi jutaan angka. Cinta juga yang menjadikanmu mampu membuat mereka melengkungkan tawa. Cinta bukan kisah tentang mereka yang membuat hidupnya seakan selalu kecewa, membuat hatinya terlihat selalu meluka. Cinta hanya menawarkan berbagai macam rasa. Terserah, mau pilih yang mana. Meski bukan karena seseorang yang mengelokkannya, percayalah, someday LOVE will find you. Karena cinta selalu mengajariku menyimpulkan hidup dengan lebih sederhana.

Tuesday, March 26, 2013

Cinta Titipan Tuhan


Postingan kali ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pembaca, dan teman-teman beberapa bulan terakhir. Waktu saya gencar menulis pernyataan bahwa saya memutuskan untuk tidak lagi menjalin hubungan kecuali sebuah pernikahan (nanti). Kalau cinta tiba-tiba datang bukan keinginan saya, dan tidak akan saya tepis dari hati, tapi suatu hubungan seperti pacaran tetap tidak akan saya lakoni. Sebab yang bisa disebut pria hanya dia yang sudah siap menikahi :)


Karena seharusnya cinta yang sejati diletakkan di tempat yang suci. Menyatu karena Tuhan, dan dipererat oleh iman. 
Bukan hal mudah membiarkan hati berkelana sendiri. Aku hanya bisa mengendalikan diri, tapi urusan hati hanya Tuhan Sang Maha Pengendali. Aku hanya bisa menahan hati untuk tidak memiliki apa yang belum menjadi hak yang direstui. Aku hanya mencoba bertahan dengan senyum yang tiada henti meski luka kerap mampir kemari. 
Sebab kamu datang membawa kunci yang kubuang di tengah lautan. Mengapa bisa kau temukan? Apa mungkin Tuhan yang memberikan? 


Aku harap kamu bukan yang akan sudi melukai, seperti mereka yang memainkan perasaannya yang menyimpang dari Tuhan. Aku hanya akan duduk menunggu rindu yang gaduh berubah jadi syahdu sebab Tuhan menitipkannya padamu. Bukan aku yang mengizinkan seraut wajahmu terbayang setiap malam, dan aku hanya menjadikannya bulir-bulir doa yang berkeliaran di sepertiga malam terkahir. Perasaan yang bukan kuasa manusia itu hanya coba kuredam dalam diam. Kubahasakan dengan air mata yang menjuntai baid-baid doa. Demi Tuhan, aku hanya wanita seperti layaknya manusia biasa.

Dan berkali-kali aku menatanya kembali. Yang sebab kedatanganmu membuatnya berantakan. Aku mencoba mengusir segala prasangka. Aku berbalik arah dan berpaling dari jerat hati, tapi sekali lagi aku kalah. Tuhan selalu punya cara untuk menjatuhkan apa yang Dia inginkan tepat di hati seseorang. Aku percaya, cinta dengan niat yang baik akan berakhir di peraduan yang baik pula. Aku hanya bisa mengendalikan situasi, bukan perasaan yang terus menelusup ke relung hati. 
Aku membiarkannya beterbangan mencari muara. Mengaliri setiap sungai mencari hilirnya sendiri. Aku tak akan menahan siapapun, meski kamu datang kemari bukan untuk menaklukan hati. Meski ini hanya perasaanku sendiri. Aku hanya terus memperkuat iman untuk cinta yang semakin erat dalam lekat. Aku percaya, dari lorong-lorong yang gelap akan menemui terik matahari. 
Sesmestinya cinta tak saling menyakiti tapi menjadikannya abadi. Cinta yang melibatkan Tuhan di dalamnya tak kan tega membiarkannya jadi sangsi, tapi menyambungnya dengan tali yang suci. Cinta yang mengatasnamakan Tuhan bukan untuk bersentuhan tapi untuk menguatkan iman. Di situ kita diuji, kita sedang diuji untuk jauh lebih teliti. Aku menyemat cinta dalam penantian panjang, sebab aku tak butuh pernyataan darimu, kecuali yang jawabannya adalah keridhoan dari Tuhan. 
Aku seperti dipertemukan cinta di titik paling tinggi, Tuhan sedang menguji kan?
260313~Kita bisa tahu mana cinta yang berlandaskan iman atau mana yang nafsu. Kita bisa bedakan mana yang cinta Tuhan dan mana yang sebatas cinta manusia.


Siapa bilang mudah? Tapi sekali lagi, tidak susah untuk mereka yang sama-sama punya iman. Jatuh cinta bukan suatu kesalahan, tapi jadi salah ketika diberlakukan dengan cara yang kurang pas. Jangan dikira saya bisa menulis seperti ini nggak pakai acara galau dulu ya, gelisahnya singgah berhari-hari. Tapi kalau nggak buru-buru diatasi bisa terjatuh kembali. Sekali lagi wahai anak muda, cinta itu fitrah dan naluri. Kita tidak perlu menutup hati, tidak perlu melupakan dan menafikkan apa yang terjadi di hati. Biarkan saja cinta menyebar di koridor hati, cukup bubuhi cintamu dengan iman yang tidak kalah kuatnya dengan perasaan. Semoga diberi kemudahan dalam penantian untuk menunggu penyatuan dari Tuhan.

Semoga menjadi inspirasi membuka hati dan pikiran :)


Salam,
Fasih Radiana

5 komentar:

Pendamping said...

Setuju banget,
Cinta emang anugrah dari tuhan dan bila cinta itu dikarenakan tuhan, hubungan itu akan kuat.
tapi pada realita, hidup penuh gejolak dan godaan, banyak kesalahan yang dilakukan atas nama cinta, sehingga banyak para pecinta tersesat.
bagi gue, Ini tidak mudah, tapi ini cinta yang suci.

Fasih Radiana said...

iya, tapi yang nggak mudah kalau bisa dilakukan berarti luar biasa hebat. Mengalahkan nafsu tapi nggak munafik untuk ttp merasakan cinta :))

Unknown said...

Assalamu'alaykum, Cici...
Dari sekian banyak post yang ada di blogmu, post yang ini yang paling aku suka karena benar-benar sama seperti apa yang aku rasakan.
Semoga kita bisa tetap istiqomah menjaga hati hingga dia, sang pembawa kunci, datang meminta restu dari Ayah kita untuk membawa kita ke peraduan yang suci ya. Aamiin :'}

Fasih Radiana said...

Waalaykumsalam, sepertinya saya pernah mengeja nama kamu. Di mana ya?
Atau kayaknya Saya tahu siapa laki-laki itu :))

Unknown said...

Tentu kamu pernah mengeja namaku karena ada banyak temanmu yang juga menjadi temanku :)
Ha? lelaki yang mana ya, Ci? hahaha
Nanti ku-follow Twitter-mu, aku ingin bertukar pikir denganmu :)

Post a Comment