Fasih Radiana

Kalau kamu termasuk penulis dengan genre komedi, apa akan jadi sempurna tanpa tawa pembaca? Jadi, jangan pernah terbesit, kalimat asmara membuatmu kehilangan harga. Karena cinta seperti satuan terkecil yang melengkapi jutaan angka. Cinta juga yang menjadikanmu mampu membuat mereka melengkungkan tawa. Cinta bukan kisah tentang mereka yang membuat hidupnya seakan selalu kecewa, membuat hatinya terlihat selalu meluka. Cinta hanya menawarkan berbagai macam rasa. Terserah, mau pilih yang mana. Meski bukan karena seseorang yang mengelokkannya, percayalah, someday LOVE will find you. Karena cinta selalu mengajariku menyimpulkan hidup dengan lebih sederhana.

Sunday, March 31, 2013

Jangan Menunda Kebahagiaan!


Remaja di era globalisasi ternyata krisis rasa syukur.

Bahwa salah satu cara menempuh kebahagiaan adalah dengan memperkuat iman. Dan bersyukur sebenarnya suatu yang sederhana namun sangat sulit dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Jangankan anak muda yang masih dalam proses pencarian jati diri, yang sudah hidup berpuluh-puluh tahun saja mungkin masih banyak yang belum bisa menikmati kehidupannya.



Di sini saya bukan mau menasihati apalagi menggurui. Saya hanya akan berbagi. Saya mengingatkan kamu dan terutama diri sendiri. Untuk terus menikmati apa yang kita punya bukan menjadi yang selalu meratapi kesulitan yang kita punya. Hakikat kehidupan di dunia memang selalu bertemu dengan kesulitan yang datangnya dari Tuhan, mana ada yang sempurna?




Kamu tak akan pernah tahu apa itu bahagia sebelum kamu berhenti merasa kehidupan orang lain jauh lebih indah.


Manusiawi memang, menganggap kehidupan di luar sana jauh lebih nikmat daripada hidup kita sendiri. Kenapa ya kira-kira? Masih ingat kata pepatah, "Rumput tetangga memang lebih hijau." Sampai kapanpun rumput tetangga memang akan jauh lebih hijau. Itu hanya karena kita nggak pernah merasakan kehidupan mereka, kita hanya bisa lihat dari jauh. Padahal, apa yang terlihat belum tentu sama dengan kejadian sebenarnya. Mungkin kalau Tuhan menukar hidupmu dengan hidup orang yang kamu inginkan ... mungkin saja, kamu akan menyesal dan meminta mengembalikan posisimu ke tempat semula.



Nikmati apa yang ada di hadapan kita, jangan selalu menginginkan apa yang tidak bisa kita miliki. Sebab bahagia didapat dari kerelaan hati menerima keadaan dan dirinya sendiri.



Saya bisa berbicara seperti ini karena saya sudah merasakan dahsyatnya manfaat dari rasa syukur. Dan merugilah kamu yang tidak mau bersyukur atas apa yang kamu miliki. Karena bahagia itu mutlak dari dalam hati. Siapa bilang kalau bahagia itu nggak bisa sedih, nggak bisa galau, nggak bisa jatuh? Tentu bisa, hanya kadarnya dan cara mengatasinya yang berbeda.



"Jika kamu menghitung nikmat Allah niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya." (QS. Ibrahim: 34)



Apa kamu mengira bahwa berjalan dengan kedua kaki itu sesuatu yang sepele? Apa kamu mengira bahwa berdiri tegak di atas kedua betis itu sesuatu yang mudah, sedang keduanya bisa saja tidak kuat dan suatu ketika patah. Apa kamu mau menukar kedua mata dengan emas sebesar gunung Uhud? Atau menjual pendengaranmu seharga perak satu bukit? Apa kamu mau membeli istana dengan lidahmu, tapi kamu menjadi bisu? Maukah menukar kedua tanganmu dengan untaian mutiara, tetapi tanganmu buntung? Coba renungkan!



Kalimat di atas saya adopsi dari buku karya DR. 'Aidh al-Qarni yang berjudul La Tahzan. Kita memang suka melupakan nikmat Tuhan, yang kita lihat hanya terus menerus soal kesempurnaan milik orang lain. Kita hanya melulu memikirkan tentang apa yang sulit didapatkan, padahal nyata-nyata Tuhan memberikan banyak kenikmatan gratis di dunia.



"Dan Dia menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu lahir dan batin." (QS. Luqman: 20)



Coba mulai sekarang kita menghela napas panjang lalu rasakan betapa nikmatnya bisa menghirup udara secara bebas. Padahal banyak orang di rumah sakit yang perlu mengeluarkan banyak uang hanya karena masih ingin menikmati anugerah Tuhan. Coba tengok ke luar, matahari, awan, langit, senja, hujan, pelangi, bulan, bintang, air mengalir, angin yang menelusup rusukmu, rerumputan, bunga-bunga, pohon-pohon yang tinggi menjulang, bahkan apa yang terjadi di dalam tubuhmu....



"Maka nikmat Rabbmu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS. Ar-Rahman: 13)



Kali ini mungkin saja kamu sudah memiliki segalanya. Apa yang belum sempat orang lain miliki, kamu sudah lebih dulu membelinya. Kamu terlahir dari keluarga berada, kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau dengan uang. Tapi rupanya di lubuk hatimu ada sesuatu yang masih saja kurang, ada ruang kosong di dalam hati manusia yang tidak bisa diisi dengan keduniawian. Maka kalau bahagia yang kau cari tentang apa yang ada di hatimu, ingatlah Tuhanmu.



"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram." (QS. Ar-Raad: 28)



"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepada-Mu." (QS. Al-Baqarah: 152)



Kalau kegelisahan mulai datang saat petang, masa lalu terbayang-bayang dalam benak maka ingatlah Tuhan. Atau resah tumpah ruah tak tentu arah, mintalah petunjuk pada Tuhan. Terkadang kita lupa bahwa tempat kita kembali hanya pada-Nya. Di mana seharusnya kepalamu merendah dan bersujud di hadapan-Nya. Terkadang Tuhan memberi cobaan dengan hati yang gelisah dengan hampa yang melambai-lambai menghampiri, lalu seketika itu kamu merasa sendiri. Terkadang Tuhan hanya ingin kamu tahu, hanya Dia yang akan selalu ada dan setia untuk hamba-hamba yang mau bersabar dan berserah diri.



"Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Kuperkenankan bagimu." (QS. Al-Mu'minun: 60)



Cobalah untuk berdoa dan meminta pada Tuhan, gantungkan harapanmu hanya pada Tuhan. Sandarkan lelahmu pada Tuhan, dan serahkan segala urusan pada Tuhan Semesta Alam. Jangan kamu memberi kegalauan pada hatimu yang itu bukan atas dasar Tuhan.




Jika cinta sejati yang bahagia yang kau cari, maka cintailah dulu Tuhanmu. Kalau kamu merasa orang yang kamu cintai tidak peduli padamu, mungkin sebab kamu kurang peduli pada Tuhanmu. Kalau kamu merasa orang yang kamu cintai tidak menganggapmu penting, mungkin saja kamu lupa menganggap Tuhan bagian paling penting dari hidupmu. Coba, ubah cara pandang dan berpikir kita. Bagi kamu yang belum mengikat tali suci di pelaminan. Jangan kamu sibuk mencari yang belum tentu baik bagimu, tapi berusahalah memantaskan diri untuk cinta yang dijanjikan Tuhan abadi di hati.



Soal cinta, tak akan bisa bertahan dan mempertahankan hanya dengan perasaan. Butuh iman yang menguatkan. Cinta itu tumbuh lewat iman dan bisa hancur karena tidak beriman. Sebab sebaik-baiknya cinta adalah yang mendekatkanmu pada Sang Pencipta. Maka cintailah seseorang yang di hatinya mengutamakan Tuhan, maka akan menambah dekatnya kamu pada Tuhan; rezeki, keberuntungan, dan keselamatan.



Jadi, Nggak perlu mencari-cari lagi. Nikmati apa yang ada di hadapanmu saat ini. Nggak perlu menunggu, sekarang juga harus bahagia! :)))



Salam,
Fasih Radiana


6 komentar:

Miftah Sr said...

:) :) :)
Subhanallah.... suka banget sama tulisanmu ini ukhty :)

terimakasih juga telah mengingatkan. :)

salam, jazakillahi khoir :)

Fasih Radiana said...

terima kasih :))
Alhamdulillah bermanfaat :)

Ade Delina Putri said...

Mau nangis aku bacanya :')
Terima kasih ukhti buat renungannya, bermanfaat sekali :)

Fasih Radiana said...

pukpuk, alhamdulillah :)
kembali kasih :)

Fasih Radiana said...

terima kasih :)

Pena Asa said...

alhamdulillah

Post a Comment