Andai kematianku datang setelah menuliskan ini, seperti apa kiranya kamu menikmati snack hidangan dari penghormatan atas kehadiranmu melayatiku? Berkabung atau malah menabung tawa yang ranum. Habiskan ceritamu tentangku, bila kamu belum tahu seperti apa hidup dari kehidupanku, tersenyumlah saja karena aku akan terus hidup dari kehidupanmu.
Andai kematianku datang sebelum kau, boleh kau bantu aku mendoa dalam abjad yang haru? Aku tak punya banyak cakap untuk tiket menuju surga. Aku masih begitu rawan untuk menjadi ahli neraka. Pun sebenarnya aku belum siap menghadapi ajal. Tapi siapa yang tahu kapan maut datang menjelang?
Malaikat tak pernah salah mencabut urat dalam nadi, tak pernah bimbang menimbang-nimbang soal penghabisan. Andai kematianku datang sedetik lagi, kumohon jangan pernah berhenti dalam doa. Semoga kau dan aku bertemu di tempat yang abadi; Surga.
4 komentar:
sebelumnya aku berharap menemukan cinta dalam tulisan ini, namun emosi yang menggebu, dan sedikit keputus asaan tergambar ditulisan ini.., apa yang menurut anda tak takut ajal menjemput tidak didukung oleh tulisan berikutnya karena anda telah menyambung dengan perkataan "pun aku belum siap menghadapi ajal dst...."
bagaimana anda menulis ini jikalau anda belum siap?
tetapi tulisan ini cukup bagus pola kata dan susunanya, makasih...
*
Fasih ! Sesuai dg namanya...
Kau demikian sempurna menyusun kata..
Kau begitu fasih memilih makna..
kata-kata penuh makna fasih, salam kenal
kata-katanya renyah, mengalir dan enak dibaca
Post a Comment