Fasih Radiana

Kalau kamu termasuk penulis dengan genre komedi, apa akan jadi sempurna tanpa tawa pembaca? Jadi, jangan pernah terbesit, kalimat asmara membuatmu kehilangan harga. Karena cinta seperti satuan terkecil yang melengkapi jutaan angka. Cinta juga yang menjadikanmu mampu membuat mereka melengkungkan tawa. Cinta bukan kisah tentang mereka yang membuat hidupnya seakan selalu kecewa, membuat hatinya terlihat selalu meluka. Cinta hanya menawarkan berbagai macam rasa. Terserah, mau pilih yang mana. Meski bukan karena seseorang yang mengelokkannya, percayalah, someday LOVE will find you. Karena cinta selalu mengajariku menyimpulkan hidup dengan lebih sederhana.

Thursday, November 24, 2011

Untukmu, Aku Rela, Aku Selalu Bisa

aku bisa ngelakuin apapun buat kamu. Percaya itu, apapun."

Meskipun menahan perih di lambungku, demi kamu aku rela. Hanya saja aku tak lagi ingin melihat matamu berarah  pandang gersang. Itu sebab cintaku tinggi menjulang, dalam mendasar, dan melebar luas. Aku masih bisa mencium luka yang tersemat di dadamu, yang seutuhnya bukan untukku, aku bisa merabanya. Senyummu lebih membiaskan resah yang teramat dalam.

Aku masih kuat meski menepikan airmata. Jemariku takan sanggup menahanmu, menjerat erat tubuhmu untuk terus saja di sampingku, karna mataku sempat menangkap satu titik arah pandangmu. Dan tenanglah sayang, aku tentu bisa menyatukan kepingan yang berserak berantakan. Yang sangat ingin masih berada jauh di dekatnya, cintamu yang satunya. Untuk kamu apapun pasti bisa, perasaanku? tak usah kau pedulikan. Ini bukan soal aku, tapi tentang kamu dan perasaanmu saja. Aku yang paling mengerti, percayalah aku tau semua dari a sampai z. Dari yang kau tampakkan sampai yang kau sembunyikan, aku tau sayang, aku paham betul isinya. Bahkan setiap detik kamu berdusta pun aku bisa merasakannya, aku yang paling mudah membaca polamu bertingkah. Bukan, bukan karena aku bisa membaca hati orang. Bukan itu.

for you, someone who fills my breath
Berulang kali aku bilang, cintaku ini tak butuh alasan. Kamu justru alasan terakhirku tersenyum. Dan percuma, menggandengmu, atau mendekapmu sekalipun tawamu tak sempurna. Juga aku tak rela, aku tak bisa melihatmu lemah tiada daya. Tak punya atensi memikat hati yang mengisi. Karna tulangku dingin merasakan separuh hela nafasmu tak berarah, tak menyela udara.

Sayang, jangan takut melawan derap langkahku. Saat kau ingin berputar kembali mengikuti lajur angin lalu, katakan saja. Katakan karena aku lebih suka melihatmu yang seperti itu. Yang menjerit, yang bertingkah semaunya, yang dulu. Tenanglah, sekali aku bilang tidak apa-apa berarti aku baik-baik saja.


241111~

0 komentar:

Post a Comment