Fasih Radiana

Kalau kamu termasuk penulis dengan genre komedi, apa akan jadi sempurna tanpa tawa pembaca? Jadi, jangan pernah terbesit, kalimat asmara membuatmu kehilangan harga. Karena cinta seperti satuan terkecil yang melengkapi jutaan angka. Cinta juga yang menjadikanmu mampu membuat mereka melengkungkan tawa. Cinta bukan kisah tentang mereka yang membuat hidupnya seakan selalu kecewa, membuat hatinya terlihat selalu meluka. Cinta hanya menawarkan berbagai macam rasa. Terserah, mau pilih yang mana. Meski bukan karena seseorang yang mengelokkannya, percayalah, someday LOVE will find you. Karena cinta selalu mengajariku menyimpulkan hidup dengan lebih sederhana.

Tuesday, March 8, 2011

Berbagi Rasa Galau Part II

**Kamu tau? terkadang sesuatu yang paling indah di matamu adalah yang paling pahit di lidahmu

**Sering, apa yang aku bayangkan, itu pula yang jadi kenyataan. Masih ragu, seolah tak percaya saja itu benar terjadi. Jadi, sejak aku menyadari itu, sesuatu yang hanya milikku, membuatku gemar terlarut dalam khayalan dari sebuah impian besar, lebih tepatnya bualan. Bukan, tapi sesuatu yang  hampir jadi kenyataan, harus, pikirku ulang.

**Kamu tau?mungkin ada yang baru aku sadari sedetik yang lalu. Tentang perananmu yang mulai merasuk sumsum ku. Nyeri di tulangku bukan karna rematik atau asam urat. Tapi waktu bagian itu menghilang, iya, yang mengisi lubang besar di sana, itu kamu. Kamu diam, dan aku hening. Sesak rasanya terlalu lama terjebak dalam keadaan ini, sakit saja seperti tak bisa menghirup udara bebas. Yang lebih parah......kamu tetap saja bungkam. Padahal aku harap kamu paham, sedikit saja mencoba memahami apa yang aku rasa.
Di sisi yang lain, aku jadi ingat, ada lelaki itu. Dengan postur tubuh lumayan jangkung dan kurus dengan mata sipit serta hidung mancung. Menunggu di balik hujan, jarak yang tanpa kami sadari memisahkan setidaknya antara senyumku dengan miliknya

**Aku masih juga tak paham betul. Mengapa sudut pandang setiap orang mesti berbeda. Boleh saja, tapi mengapa harus mencela? Bahkan mencela boleh juga, tapi tak sepatutnya dibarengi dengan luka kan? Lalu harus bagaimana menyikapi semua yang tidak aku mengerti mengapa

**Waktu muda memang jatah untuk jadi apolitis dan tidak peduli~Mencari Tepi Langit

0 komentar:

Post a Comment