Apa kau benar-benar tak mau aku betah berlama-lama dalam tatapmu? Sedang saat ini aku gamang kalau dalam lemah ada yang mampu menjagaku dari lejarnya mencintaimu....
Bertanyalah mengapa aku masih bersetia pada luka yang kerap menjadi kepayahanku dalam bersabar. Sedang sejauh hari kau masih juga menganggapku robot yang tak punya kesempatan untuk rehat. Nyatanya kamu asyik sekali menjejaki sakitku, kamu puas aku menangisimu, kamu menang, Sayang. Padahal aku tak pernah setuju kauajaki aku bermain-main dalam hatiku.
Seperti dua dadu yang kaulempar, jemarimu mengantarku pada sembilu. Aku selalu bilang, aku mampu. Aku selalu yakinkan diriku, aku sanggup meski rangup. Tapi rupanya kau semakin semangat menyayat-nyayat setiap ayat yang kulumat demi seikat kuat, malah kau minum lagi setengguk anggur; sengaja mabuk biar aku mengamuk.
Bukankah aku hanya akan menangis lagi? Lalu tersenyum setiap bilangan jatuh kembali pada titik nol. Seperti biasa saja, seolah aku tak mengapa, serupa kamu yang tak juga mau tahu bahwa aku tidak sedang terserang flu, aku bukan sedang terkena virus seperti katamu, ini bekas tangisku satu detik lalu!
Bertanyalah bagaimana aku masih bisa mendekapmu dengan begitu erat, padahal acap kali kaupaksa aku mengudap delap. Sampai dengap jantungku, nyaris gagal berdenyut lagi. Sering, Sayang. Tak hanya satu-dua kali aku pulang dalam petang yang begitu gelap, membawa tangis dari ruang yang ingin lekas kutinggalkan. Kau tak pernah tahu-menahu soal jarak yang begitu dekat tapi jauh dalam sekat. Kau tak pernah mau tahu-menahu, setiap aku membuka pintumu, saat itu juga aku menitipkan hatiku di luaran jendela. Sebab yang kutahu, di petakmu aku beku.
Sayang, boleh aku bertanya?
Apa yang mesti kupertahankan jika kau saja enggan mengupayakan? Bagaimana aku bisa meneruskan doa, jika kau juga tak punya harap serupa? Lalu, harus berapa kali aku marah sendiri, menangis lagi, marah lalu menangis kembali? Kalau saja ada yang berani mengetuk pintu, lalu kau masih juga masa bodoh denganku, maka kubuka saja gagangnya biar bisa kuhirup udara di leluaranmu.
Apa kau benar-benar tak sudi suaraku menggauli tidurmu? Sedang di tempat lain ada yang menjamuku dengan cinta yang lebih mudah kurengkuh, di sana ada yang begitu hormat membubuh rindu.
030514~Kalau kau tak suka aku ada, maka biar aku meniada ... sebab semestinya kau tak memberiku celah untuk mencintai yang baru.
5 komentar:
luar biasa :)
Kok bisa merangkai kata yg indah dan bermakna...
Indah dan bermakna dalam,mendengarkan rangkaian kata indah dan bermakna layaknya seperti candu(eargasm)
Alhamdulillah :)
mengharukan :D
monggo kunjungan balik:
http://agilcahyap.blogspot.com (blogspot)
http://agilcahyap.greatdream.net (underconstruction site)
Post a Comment