Fasih Radiana

Kalau kamu termasuk penulis dengan genre komedi, apa akan jadi sempurna tanpa tawa pembaca? Jadi, jangan pernah terbesit, kalimat asmara membuatmu kehilangan harga. Karena cinta seperti satuan terkecil yang melengkapi jutaan angka. Cinta juga yang menjadikanmu mampu membuat mereka melengkungkan tawa. Cinta bukan kisah tentang mereka yang membuat hidupnya seakan selalu kecewa, membuat hatinya terlihat selalu meluka. Cinta hanya menawarkan berbagai macam rasa. Terserah, mau pilih yang mana. Meski bukan karena seseorang yang mengelokkannya, percayalah, someday LOVE will find you. Karena cinta selalu mengajariku menyimpulkan hidup dengan lebih sederhana.

Friday, February 28, 2014

Hari Ke-28: Epilog (Surat Terakhir)


Apa beda mengharap dengan menyayang?

Boleh kudefinisikan masing-masing kata kerja yang ternyata begitu tipis perbedaannya itu. Bukankah mereka adalah dua yang berbeda? Tetapi bila disatukan, bisa membuat hati meronta-ronta. Sebab hati yang merasa luka memang selalu sebab harap yang tak kunjung bisa didekap. Begitu bukan? Tetapi cinta tak pernah merugi, ketika ia adalah pemberi. Ia tak pernah berharap diganti. Jadi, bisa kau bedakan sekarang?

Lalu apa beda aku kini dengan diriku dulu?

Bukankah tak ada bedanya? Tak perlu dipertanyakan lagi, berkali-kali pun hati sudah tahu pasti apa yang tersimpan begitu rapi. Tak perlu diucap kembali. Masih bisa kau rasa, senyum megah itu hanya berganti menjadi lebih sederhana, ia lebih berhati-hati menampakkan diri. Lebih santun untuk tidak berada di barisan paling depan, bukankah dulu, sebelumnya aku juga hanya jadi pendoa di posisi paling belakang. Di balik punggung. Tak pernah berani menyuarakan kekhawatiran.

Tuhan mengembalikan posisi sebab ternyata aku tak bisa menilik hati dengan baik. Tuhan mengambil apa yang ternyata belum pantas kujaga, mungkin saja Tuhan ingin aku mempersiapkan diri jauh lebih teliti.

Pergilah ke tempat yang kautuju. Dengan suasana yang lebih membuatmu haru. Suara ombak yang lebih merdu atau udara yang lebih harum untuk kaucumbu. Pergilah bersama hati yang bagimu lebih nikmat untuk diadu. Jangan hiraukan wanita sepertiku, meski hanya karena aku masih setia merindumu. Tak usah kau ragu, tinggalkan aku saja seperti maumu waktu itu, tak perlu membawa beban sebab takut aku mengidap kejiwaan akut. Rindu bukanlah alasan untuk menyeretmu kembali ke lingkar hati. Rasa yang tak kunjung pergi bukan dalih yang bisa membuatku merengek-rengek memintamu menemaniku sampai mati.

more quote www.fasihrr.tumblr.com

Kalau suatu waktu aku datang padamu dengan rupa lusuh tak tahu malu, apalagi berani mengantar rindu ... abaikan saja seolah tak pernah mengenalku. Jangan biarkan aku mengganggumu. Biar aku belajar memosisikan diri, biar aku paham siapalah aku; jauh.


Februari nyaris habis. Mungkin ini surat terakhir untukmu dari seorang gadis (sepertiku). Terima kasih, Tuan. Kau izinkan aku mengirim rindu meski rindu sudah begitu banyak untukmu. Darinya, yang kau cintai. Darinya, yang kuharap sama tulusnya mencintaimu seperti kau yang melakukan segala hal untuk mendapatkannya kembali. Semoga Tuhan tak putus-putus memberimu bahagia dan membuang semua gelisah karenaku. Maafkan aku, Tuan. Terlalu banyak mengirimimu surat tak bermartabat seperti ini. Tak ada lagi lain kali. Berkahir sudah malam ini, malam yang tak pernah kubayangkan terjadi. Malam-malam selanjutnya, biarlah menjadi rahasia untuk sebuah takdir yang begitu indah, nantinya. 

Tak ada yang lebih baik dari sebuah perpisahan kecuali mengikhlaskan. Tak ada cinta yang lebih sempurna kecuali dengan mendoakan. Tak ada hidup yang lebih tenang kecuali dengan menerima takdir Tuhan. Ya kan?

280214~Sampai bertemu di lain waktu, siapa yang tahu aku berpapasan denganmulagidi lain hari.

0 komentar:

Post a Comment