Fasih Radiana

Kalau kamu termasuk penulis dengan genre komedi, apa akan jadi sempurna tanpa tawa pembaca? Jadi, jangan pernah terbesit, kalimat asmara membuatmu kehilangan harga. Karena cinta seperti satuan terkecil yang melengkapi jutaan angka. Cinta juga yang menjadikanmu mampu membuat mereka melengkungkan tawa. Cinta bukan kisah tentang mereka yang membuat hidupnya seakan selalu kecewa, membuat hatinya terlihat selalu meluka. Cinta hanya menawarkan berbagai macam rasa. Terserah, mau pilih yang mana. Meski bukan karena seseorang yang mengelokkannya, percayalah, someday LOVE will find you. Karena cinta selalu mengajariku menyimpulkan hidup dengan lebih sederhana.

Sunday, September 1, 2013

Memoar


Cerita tahunan lalu, bertemu pada satu titik yang bernama rindu.

"Betapa kalian tak perlu tahu untuk apa aku bersembunyi. Kebodohan yang tak akan pernah kuulangi. Menyia-nyiakan tawa kalian. Melewatkan cerita-cerita kalian. Kalian tahu? Kalian mesti tahu; doaku tak pernah lepas untuk kebahagiaan kalian, kawan."

Sudah tahunan lalu, sebelum waktu menjadi alasan menggeser langkah-langkah kecil kita berjalan berlainan arah. Ternyata aku salah asumsi. Aku yang menepi. Aku yang memutuskan untuk pergi. Apriori yang kadung menjejak dalam benak. Kalian yang melupa, bukan aku yang mengasingkan diri.



Lalu barusan aku menyesal. Aku sadar memori tak bisa dibunuh begitu saja, aku mendengar. Aku mendengar lagi cerita-cerita masa kecil yang tak kan ada habisnya untuk dikuak kembali. Seperti diputarkan kaset lagu zaman dulu; kusimak betapa merdunya tawa renyah yang tumpah di meja makan. Kalian asyik bercerita mengingat kenangan. Memutar lagi kisah yang nyaris kuakhiri, kuhapus, dan tak ingin kuingat lagi. Menyembul ke permukaan; rasa yang tak perlu dipertanyakan. Sebab kita memang tak membutuhkan pernyataan untuk sebuah kasih sayang, bukan? Kali ini aku kenyang, tapi masih haus akan satuan kisah lalu.


Aku diam mengkhidmati, memandangi lekat-lekat senyum yang berderet lacak. Menahan tangis yang gemetar di bibir. Aku kehilangan kata. Menahan gigil yang tiba-tiba merelung ke sumsum; merangsuk sampai ke tulang rusuk. Tentu saja, kebersamaan tak pernah bisa ditukar dengan apapun. Kebahagiaan yang tak bisa kujabarkan kecuali dengan senyum serupa. Ada ketenangan yang meralip tak berkesudahan; di sini, di hati. Ah, masih bisa kuingat dengan jelas; tawa, tangis, amarah. Bukankah begitu hakikatnya?

Entah apa kita ini, yang jelas meski tanpa suara, aku selalu ada. Dan kalian tak pernah luput dalam doa.


Late post
240713~Sepulang dari reuni SD; menumpahkan rindu yang kutahan bertahun-tahun lamanya. Bertemu kepingan kisah masa lalu. Love you, girls

0 komentar:

Post a Comment