Fasih Radiana

Kalau kamu termasuk penulis dengan genre komedi, apa akan jadi sempurna tanpa tawa pembaca? Jadi, jangan pernah terbesit, kalimat asmara membuatmu kehilangan harga. Karena cinta seperti satuan terkecil yang melengkapi jutaan angka. Cinta juga yang menjadikanmu mampu membuat mereka melengkungkan tawa. Cinta bukan kisah tentang mereka yang membuat hidupnya seakan selalu kecewa, membuat hatinya terlihat selalu meluka. Cinta hanya menawarkan berbagai macam rasa. Terserah, mau pilih yang mana. Meski bukan karena seseorang yang mengelokkannya, percayalah, someday LOVE will find you. Karena cinta selalu mengajariku menyimpulkan hidup dengan lebih sederhana.

Sunday, September 11, 2011

Aku Masih Menyayangimu, dan Merindu



Aku masih ingin duduk di sampingmu, dan tersenyum hanya untukmu. Bersanding dengan bahagia yang megah. Dan itu milik kita. Ekspetasiku tinggi melambung, membayangkan jemari itu masih melekat di sana. Menyatu beradu jadi satu. Karna aku masih menyayangimu. 

Aku ingin kembali ke tempatku. Membarengi langkahmu, menyerempakkan derapnya. Karna ternyata cintaku tak bisa terhapus waktu, meski menusuk lambungku. Aku masih menyayangimu. Mungkin rasaya terlalu berlebihan, tapi apa salahnya? Menginginkan waktu dulu hadir lagi di dekatku.

Waktu juga yang membuatku sadar, bahwa cinta yang ku beri itu suci. Tak mengharap imbalan setimpal, apalagi memintanya. Sekejam waktu menggeser hidupmu menjauh dariku, tak kan membuatku kehilangan rasa. Justru aku merindu, aku tak punya suara. Aku kehilangan daya. Tak sanggup lagi berkata, tapi aku masih bisa berbisik. Meski hanya telingaku saja yang mendengar, "Aku masih sangat menyayangimu." Dan kamu perlu tau itu.

Memang aku tak punya cara lagi merekatkan cermin yang berserak tak karuan. Tapi Tuhan, bantu aku menarik waktu. Beri aku lem yang mampu menghilangkan sisa retakannya. Karna aku masih ingin merasakan waktu itu, saat masih dengannya. Aku ingin kembali memeluknya, di dekapnya. Aku mohon maafkan aku, karna aku merindukan dia. Yang terlanjur merusuk bersama tulangku.

Sekuat apa aku menolak, akses diantara lorong hati tetap menuju ke arahnya. Dia, tolong kembalikan dia padaku, Tuhan.

Karna kami seharusnya punya ikatan batin yang hebat. Aku yakin, dia merasakan hal yang sama. Masih berkhayal tentang kami. Dan bukan salahku menginginkan jarum waktu berputar lagi ke arah yang salah. Untuk membenarkan yang jadi masalah. Walaupun aku masih belum paham mengapa waktu menciptakan jarak yang mengerak dengan sengak. Sungguh, aku masih menyayangimu. Benar, aku masih di atmosfer yang sama. Di sekitar hatimu.


080811

0 komentar:

Post a Comment