Fasih Radiana

Kalau kamu termasuk penulis dengan genre komedi, apa akan jadi sempurna tanpa tawa pembaca? Jadi, jangan pernah terbesit, kalimat asmara membuatmu kehilangan harga. Karena cinta seperti satuan terkecil yang melengkapi jutaan angka. Cinta juga yang menjadikanmu mampu membuat mereka melengkungkan tawa. Cinta bukan kisah tentang mereka yang membuat hidupnya seakan selalu kecewa, membuat hatinya terlihat selalu meluka. Cinta hanya menawarkan berbagai macam rasa. Terserah, mau pilih yang mana. Meski bukan karena seseorang yang mengelokkannya, percayalah, someday LOVE will find you. Karena cinta selalu mengajariku menyimpulkan hidup dengan lebih sederhana.

Monday, November 7, 2011

Kalimatmu Sederhana


Malam ini, mataku tak lagi sanggup menyeka tangis di ujung sengal nafas yang tersisa. Beban berat itu belum hilang, justru sperti tambah menyesak di dada. Marah, kecewa, sedih, putus asa, mengubah risauku jadi sesenggukan. Meluncurkan lagi tetesan yang meruncing, ya, airmata yang tak kenal bosan menenangkan amarah. Hanya itu cara yang tersisa, hanya dengan menangis saja.
Batinku tercekat, hanya tak menduga akan jadi serumit ini. Pikiranku kalut, makin rancu rasanya. Bingung mau menyelesaikan urusan dari arah sebelah mana dulu. Semua menjerat langkahku, membuyarkan konsentrasi hidup dalam tawa. Ini keterlaluan, pikirku. Yang terbesit dalam benak hanya.....mengapa Tuhan begitu dermawan? Dengan semua masalah yang beruntun datang tanpa tepian. Aku mulai kehilangan kesabaran. Maaf, Tuhan tolong maafkan aku.



Mataku berkunang menahan sakit yang tak kunjung usai, dan seketika "deg". Sepertinya jantungku berhenti berdetak, membaca sederet kalimat itu. "May I? *nyodorin bahu*" Kalimatmu sederhana, entah ditujukan untuk siapa, dan entah mengapa malah membuat airmata yang tertahan di ujung sangkar itu jadi berjatuhan tak tau aturan. Rasanya, kalimat itu memaksaku untuk terisak lebih kencang, dan merasakan kehadiranmu, meski hanya bayangan semu.

Sudah dua kali kalimatmu, membuat perasaanku jadi ikut ambigu. membuat lelahku bersandar terpejam. Hening yang sebentar membuatku tenang. Lagi-lagi kalimatmu.





peluk aku sedetik saja
071111

0 komentar:

Post a Comment