Fasih Radiana

Kalau kamu termasuk penulis dengan genre komedi, apa akan jadi sempurna tanpa tawa pembaca? Jadi, jangan pernah terbesit, kalimat asmara membuatmu kehilangan harga. Karena cinta seperti satuan terkecil yang melengkapi jutaan angka. Cinta juga yang menjadikanmu mampu membuat mereka melengkungkan tawa. Cinta bukan kisah tentang mereka yang membuat hidupnya seakan selalu kecewa, membuat hatinya terlihat selalu meluka. Cinta hanya menawarkan berbagai macam rasa. Terserah, mau pilih yang mana. Meski bukan karena seseorang yang mengelokkannya, percayalah, someday LOVE will find you. Karena cinta selalu mengajariku menyimpulkan hidup dengan lebih sederhana.

Friday, June 17, 2011

Pilihanku~Saat Ini


Diam. Merebahkan tubuh dengan nafas melambat. Jadi pilihanku saat ini, untuk bertahan dalam hidup yang secara paksa membuatku kaku. Tak ingin melakukan apapun. Bukan, berbeda denganmu, yang tak punya nilai semangat karna tak ada cinta. Atau yang sering kamu sebut dengan "hati hampa".
Aku punya, semua, bahkan yang tak ku inginkan. Aku mau apa, aku bisa mendapatkan. Aku mau bagaimana juga bisa melakukannya. 

Everything I can, I can....

Tapi memilih untuk membeku di atas ranjang berukuran kecil, dengan barang-barang berserak memenuhi sekitarnya. Sungguh memalukan pikirku. Tapi kadang aku tak peduli lagi. Hanya tetap ingin diam saja tanpa melakukan pergerakan apapun. Cukup dengan diam dan terpejam, tapi dalam keadaan sadar. Sampai gemetar jari-jari tanganku kesemutan. Saking diamnya tanpa perubahan. Aku sadar, mataku juga melihatnya, telingaku apalagi. Masih merasakan kebisingan di luar sana.

Apa peduliku, persetan dengan semua itu. Aku lebih memilih diam di sini. Cukup hentakan jarum jam saja yang terdengar jelas. Yang lain abaikan, pura-pura tak mendengar.

Bola mataku berputar-putar, ke kanan, ke kiri, atas, bawah, kembali lagi ke atas dan begitu seterusnya. Bukan yang tanpa sebab. Hanya sedang memutar otak, heran. Lalu apalagi alasan untuk diam? tanpa sebab yang berarti galau? Tidak, aku rasa juga bukan itu jawabannya. 

Entahlah, langit di luar cukup cerah. Menghembuskan udara yang sedikit panas, membuat tubuhku jadi gerah. Tapi tetap tak bergeming, pemalas. Bukan, tapi tak punya sisa tenaga lagi untuk menggerakkannya.

Sial, aku baru ingat. Hukum rimba. Iya, lagi-lagi itu yang mengikat. Menjerat dan melumat semua yang jadi kepekatan. Aku lelah. Tapi mau tak mau kudu paham. Tentang aturan, yaaaa aturan. Siapa yang suka dengan aturan? Yang pasti aku bukan orang yang mengindahkannya. Hanya saja pasrah mengerjakannya. 

Apa yang tidak ingin ku lakukan, menjadi semua hal yang wajib ku kerjakan. Iya, tenanglah, aku pasti membereskan semua. Setidaknya kamu mengerti aku dulu, jangan sekarang. Aku sedang ingin diam. Ah, lupakan keinginanku itu. Aku tau, kamu tau tapi tak mau tau. 

Tunggulah lima detik di mulai dari sekarang, aku akan beranjak dari tempat ini. Tentu saja untuk melakukan semua itu, yang dikategorikan dalam aturanmu.



220511

0 komentar:

Post a Comment