Fasih Radiana

Kalau kamu termasuk penulis dengan genre komedi, apa akan jadi sempurna tanpa tawa pembaca? Jadi, jangan pernah terbesit, kalimat asmara membuatmu kehilangan harga. Karena cinta seperti satuan terkecil yang melengkapi jutaan angka. Cinta juga yang menjadikanmu mampu membuat mereka melengkungkan tawa. Cinta bukan kisah tentang mereka yang membuat hidupnya seakan selalu kecewa, membuat hatinya terlihat selalu meluka. Cinta hanya menawarkan berbagai macam rasa. Terserah, mau pilih yang mana. Meski bukan karena seseorang yang mengelokkannya, percayalah, someday LOVE will find you. Karena cinta selalu mengajariku menyimpulkan hidup dengan lebih sederhana.

Wednesday, December 22, 2010

Tentang Dia, dan Kisahnya PART1

          Aku rasa ini akan jadi draft dari novelku nanti, karyaku ini bisa disebut dengan tulisan Semu Fiksi, silakan membaca dan biarkan setiap kalimatnya merasuk relungmu :)

       
    Semilir angin getar amarah menyelimuti Dea, saat ia tau lelaki yang ia cintai melakukan sesuatu yang membuat remuk hatinya. Remaja yang sedang tertimpa banyak problem itu seketika berlinangan airmata, mengetahui ternyata tiket nonton yang Farel berikan sebenarnya bukan untuknya. Sirna semua lamunan yang membuatnya melayang terbang, kini debur emosi tercampur. Nimbus kelabu memahat tawanya, Dea hanya tertunduk kelu. Tiket itu sebenarnya adalah kado ulang tahun yang ingin Farel berikan pada Tara. Namun Tara sedang ada acara lain dan tak bisa menerima tawaran nonton sore itu. Farel yang sudah terlanjur membeli dua tiket nonton itupun bingung setengah mati. Terlintas bayangan Dea, ide mengajak Deapun muncul. Dengan bantuan Lia, sahabat Dea yang kebetulan sedang berada di sekolah, Farelpun berhasil mengajak Dea. Pecah senyum bibirnya seakan melukiskan begitu hancur hatinya mengingat begitu bahagianya ia sore itu. Malu yang terbungkam memaksanya meneteskan airmata. Uap api kerinduan yang luluh sore itu, kini bertabur biru debu. Dea merasa menjadi orang yang paling bodoh karena tak menggubris pikiranya sore itu. Ia tau kemarin adalah hari ulang tahun Tara. Sempat terlintas dalam pikiranya bahwa tiket itu sebenarnya untuk Tara, tapi pikiran itu lenyap saat Lia memintanya segera mengganti pakaianya. Dan berlalulah hari itu dalam derai tawa Farel denganya. Memikirkan hal itu tiba-tiba badanya lemah tiada berasa, sesak batin penuh amarah tak kuasa menahan perih hatinya. Sebenarnya Dea dulu satu komunitas dengan Tara. Namun semenjak kejadian yang merobek hatinya itu ia rasa terlalu pahit untuk di telan, Dea makin menghindar dari komunitas itu. Tak hanya Dea yang muak dengan komunitas yang sering disebut “KIBER” (Kita Bersama) tersebut, ada tiga orang lagi yang merasa telah berbeda jalan pikiranya dengan komunitas itu. Tania salah satunya . Ia teman sekelas Dea yang juga sahabat dekatnya. Tania juga sahabat Farel, ia sering menjadi tempat Farel bercerita. Sampai suatu saat, keadaan menyalahkan Farel disebut penyebab pecahnya KIBER.






To be continue...

0 komentar:

Post a Comment