Fasih Radiana

Kalau kamu termasuk penulis dengan genre komedi, apa akan jadi sempurna tanpa tawa pembaca? Jadi, jangan pernah terbesit, kalimat asmara membuatmu kehilangan harga. Karena cinta seperti satuan terkecil yang melengkapi jutaan angka. Cinta juga yang menjadikanmu mampu membuat mereka melengkungkan tawa. Cinta bukan kisah tentang mereka yang membuat hidupnya seakan selalu kecewa, membuat hatinya terlihat selalu meluka. Cinta hanya menawarkan berbagai macam rasa. Terserah, mau pilih yang mana. Meski bukan karena seseorang yang mengelokkannya, percayalah, someday LOVE will find you. Karena cinta selalu mengajariku menyimpulkan hidup dengan lebih sederhana.

Thursday, August 16, 2012

Perempuan Itu atau Aku


Kenapa? Sepertinya kamu sengaja menjauh. Mungkin sudah jenuh. Apa karena kamu mulai tahu tentang yang menyesak di dada? Kamu pikir aku menggilaimu? Kamu kira aku benar-benar akan terus mengganggumu? Kamu paham tentang apa yang memenuhi barisan abjadku? Atau apa alasan yang lebih baik dari itu?

Jadi perempuan itu mantan kekasihmu? Memang cantik membuatku tak jadi berkutik.

Lalu yang mana kekasih barumu? Beritahu aku secepatnya. Atau aku akan mencarinya  sendiri. Kamu pikir aku gila? Aku juga mengira hal yang sama. Aku benci memelihara rasa menyerupai cinta. Apalagi dengan kekasih orang yang aku tidak tahu seperti apa raut wajahnya. Berhentilah berpikir aku melihat ke arahmu. Meski kamu kerap beradu mata denganku, sebenarnya aku tak benar-benar ingin melihatmu. Kalau memang mengganggu, lalu mengapa kamu terus menangkap arah pendar mataku? Apa sama denganku? Ada sesuatu? Tanpa kauminta, nanti aku juga akan berlalu darimu. Hanya perlu sabar menunggu, aku juga butuh waktu melupakan semua tentangmu.

Ini bukan sajak berisi rayuan, Sayang. Hanya tentang perasaan memilukan yang terus terbayang tak kunjung menghilang.

Rasa yang tiba-tiba menyelinap masuk ke relung hanya akibat dari kebiasaan. Terbiasa berada di sekitarmu, dengan jarak lebih dekat. Bukan yang sengaja kubiasakan, tapi hanya karena tuntutan pekerjaan. Begitu kan?

follow me @fasihrdn

Lalu kamu menyeret langkahku menuju lingkar hidupmu. Yang sebenarnya tak seberapa kutahu. Tentang perempuan yang terlanjur merantai hatimu, aku hanya ingin tahu seberapa besar perannya membarengi senyummu. Apa benar sudah tidak akan mencicipi cinta lainnya? Bukannya hidup tidak sekadar untuk setia? Kalau tidak keberatan, cobalah kemari sebentar. Sebenarnya aku bersedia menjadi yang kedua. Oke, aku sadar diri. Menempatkan harga diri jauh lebih tinggi. Aku tak akan meminta banyak, hanya ingin bahagia di dekapmu. Meski berkahir bukan sebagai mempelai. 

Jangan dulu menggemakan undangan pernikahan. Tunggu aku, jangan buru-buru mengikat janji di pelaminan. Sebab hidup terlalu sempit untuk sebuah pilihan yang sedikit. Menolehlah sejenak, aku ingin cintamu berteriak menyeruakkan tentang sesuatu yang baru dariku. Kamu harus mencobanya, meletakkan perasaanmu di sela-selanya; pertemuan singkat kita.

Baru kamu boleh memberi kepastian, tentang siapa yang akan kamu yakinkan. Perempuan itu, atau aku.

0 komentar:

Post a Comment