"Autis dan Idiot", Aku rindu dua kata yang selalu bersanding di sekitaranku, dengan kamu yang berada di dalamnya.
DUA. Sudut angka yang mengingatkan aku pada luka. Melukiskan bagaimana caraku memanjakan hatiku dengan cinta. Yang terbilang singkat itu menyakitkan, yang dianggap sebentar itu ternyata mematikan. Dan yang memilukan itu karna aku terlanjur kecanduan, dan kamu memaksaku menghentikan semua yang ku pikir tak akan bisa berhenti. Seperti perputaran siang malam yang saling bergantian.
DUA. Sudut angka yang mengingatkan aku pada luka. Melukiskan bagaimana caraku memanjakan hatiku dengan cinta. Yang terbilang singkat itu menyakitkan, yang dianggap sebentar itu ternyata mematikan. Dan yang memilukan itu karna aku terlanjur kecanduan, dan kamu memaksaku menghentikan semua yang ku pikir tak akan bisa berhenti. Seperti perputaran siang malam yang saling bergantian.
Senyummu yang hanya tersentuh airmataku, itu sekarang.
Dan dua, hanya seperti dua detik yang menyaksikan ketenangan, dua abad selanjutnya aku hilang. Dua hari aku terhempas sendiri, mencoba menatap 200 balutan kata yang sudah dulu sekali. Dua bulan saja menelan pil memabukkan, dua tahun kemudian aku masih seperti ini. Seperti di penjara kena hukuman. Dua, begitu melekat, masih menghisap udara di sela rongga dada. Dan diantara 2/3 lelahku, aku benci masih begini, seperti ini.
Aku dan kamu, adalah dua yang pernah menjadi satu dan tak lagi menyatu sebab mendua.
Bisa cek tulisan ini di blog GagasMedia KLICK HERE!
You can follow me @Fasihrdn
0 komentar:
Post a Comment