Kamu boleh ambil "sahabatku" selagi kamu bisa menjaga dia lebih baik dari aku, aku rela.
Entah, aku sangat menyimpan rasa yang dalam, di sana jauh merusuk tulangku. Aku tau, aku sadar betul rasanya. Yang mencekat, yang mengiris, yang mencaci maki nadiku. Aku bisa jauh lebih dalam merasakan itu. Sakit yang mereka tusuk(lagi) ke jantungku, lewat balik punggungku. Perih, itu saja.
atau aku masih sadar, karna sampai kapanpun, yang mengerti sakit di dadamu itu ya cuma kamu sendiri, yang lain cuma sekedar "tau".
Aku pandai membaca situasi, feelingku kuat lebih hebat daripada alat secanggih tes kebohongan. Aku ini bukan yang baru mengenalmu dua detik yang lalu. Aku bisa mengartikan senyummu, yang palsu. Atau kehadiranmu yang semu pun aku bisa tau.
Sadar atau enggak, "Rasa Iri" itu menghancurkan apapun termasuk persahabatan.
yang kecil itu menghancurkan, sayang:'( |
Ini jaminan untuk semua resah yang jangan sampai singgah menelusup rongga dadamu, ini nyawaku. Kamu tak perlu tau sebesar apa rasa cintaku, karna rasa sayang sahabatmu ini jauh lebih kuat daripada rasa cinta seorang pacar. Dan kamu boleh tidak mempercayai kalimatku ini, untuk sahabat yang aku sayang, kamu perlu tau bahwa cintaku padamu tak meminta balasan. Karna kamu bukan sekedar sahabatku, tapi sudah menjadi "saudaraku".
Dan aku jamin, siapapun yang menghalangi senyum sahabatku, berhadapan dengan amarahku. Tapi satu hal........aku tak akan menghalangi langkah sahabatku, kemanapun kamu pergi aku tak mungkin menjeratnya, apalagi menyeretmu kembali kemari. Karna kamu hanya satu, dan aku juga hanya inginkan satu.
Mungkin rasa sayangku ini melebihi batas langit, entah aku memang terlalu ingin melihatmu bahagia.
lihat, ini tangan para sahabat |
Ini kalimat terakhirku, sampai kapanpun aku tetap menjaga doaku untukmu meski senyummu bukan lagi untukku, sayang:)
091111
0 komentar:
Post a Comment