Aku tau mimpiku berakhir hari itu, saat airmataku jatuh lagi. Aku yakin relungku masih menyimpan luka. Masih terlalu cepat sebelum kering. Masih bisa menhirup aroma luka nya. Masih bersanding dengan kecewa. Tapi tidak untuk membenci, tidak. Bukan untuk menyakiti. Aku masih sama, masih bisa dipergunakan saat batinmu mulai sesak butuh tong sampah, aku masih menyediakannya, seperti biasa.
Tenang, aku bukan yang pandai membenci. Apalagi kamu, meski sepertinya itu membuatmu makin candu menusukku. Mungkin memang kamu lebih nyaman, lebih merasa aman melakukannya lewat tempat yang tak tampak mata. Lakukan, terus lakukan saja. Karena aku lebih lihai bersandiwara. Aku tidak tau apa-apa. Ya, semua masih akan tampak sempurna. Masih bergandeng dengan senyum serupa.
Karna sakitku ini milikku sendiri, dan lukamu juga punyaku. Dan akan terus berlaku begitu. Entah, entah sampai kapan.
240911
0 komentar:
Post a Comment