Fasih Radiana

Kalau kamu termasuk penulis dengan genre komedi, apa akan jadi sempurna tanpa tawa pembaca? Jadi, jangan pernah terbesit, kalimat asmara membuatmu kehilangan harga. Karena cinta seperti satuan terkecil yang melengkapi jutaan angka. Cinta juga yang menjadikanmu mampu membuat mereka melengkungkan tawa. Cinta bukan kisah tentang mereka yang membuat hidupnya seakan selalu kecewa, membuat hatinya terlihat selalu meluka. Cinta hanya menawarkan berbagai macam rasa. Terserah, mau pilih yang mana. Meski bukan karena seseorang yang mengelokkannya, percayalah, someday LOVE will find you. Karena cinta selalu mengajariku menyimpulkan hidup dengan lebih sederhana.

Saturday, February 1, 2014

Hari Ke-1: Dear, Wanita Masa Lalu


Boleh kutulis surat untukmu? 

Malam, wanita dengan segala sempurna. Barangkali, sebab ia lebih memilihmu bukan? Kutitipkan senyum yang tak bisa kutoreh lagi di bibirnya. Padamu, mungkin, ia lebih berbahagia. Padamu, mungkin, ia lebih merasa baik-baik saja.


Malam, wanita dari sejuta masa. Bagimu, kau lebih tahu seluruhnya; iya, tentang dia. Bertahun-tahun lebih dulu mengenalnya dibanding aku. Apalah artinya? Bahkan aku belum lancar mengeja namanya, belum hafal makanan kesukaannya, belum tahu apa mimpi-mimpinya. Barangkali, waktu lebih berpihak padamu. Apakah cinta selalu soal waktu? Terlambat datang dan bertemu. Kemarin, kamu bilang enggan lagi bersamanya. Mengapa kembali saat ia sudah dimiliki? Barangkali, waktu memang lebih berpihak padamu. Apakah cinta selalu soal waktu? Terlalu dini pergi, dan sesukanya kembali.

Malam, wanita dari lelaki yang kucintai. Tak sudikah kiranya kau bagi sedikit cinta darinya? Tidak. Kalau begitu, sudikah kamu kembalikan padaku seperti kuserahkan ia padamu waktu lalu? Tidak. Malam, wanita dari lelaki yang kucintai. Tahukah kamu, aku juga seorang wanita?


#30HariMenulisSuratCinta

4 komentar:

Post a Comment