Pyar! Dan kali ini pecahan kaca lagi. Menyentuh ujung kaki ku. Membuat bukaan luka yang baru. Perih. Goresan kecil yang bisa membuat gigiku menggigit ujung bibir, saking sakitnya. Karna yang kecil itu begitu menyematkan rasa sakit. Dan meneteskan warna merah.
Kali ini jauh lebih sulit. Kepingannya meruncing tajam, berserak tak nampak. Melekat bersembunyi dibalik sesuatu yang suci. Harus meraba perlahan. Walaupun resikonya berdarah, aku tak peduli. Karena yang kecil itu berbahaya. Kalau dibiarkan begitu saja, suat usaat pasti juga akan menoreh luka.
Dan aku memang benci. Yang sangat kecil itu menusuk tulangku. Ini lebih dari sakit. Yang kecil itu benar meluka. Membuka luka baru. Memaksa rusukku ikut merasakannya. Sesuatu yang jauh dari lingkar hati. Yang tak pernah aku duga, sesuatu yang kecil itu menyerangku. Membuatku goyah. Dan kembali pasrah.
240711
Kali ini jauh lebih sulit. Kepingannya meruncing tajam, berserak tak nampak. Melekat bersembunyi dibalik sesuatu yang suci. Harus meraba perlahan. Walaupun resikonya berdarah, aku tak peduli. Karena yang kecil itu berbahaya. Kalau dibiarkan begitu saja, suat usaat pasti juga akan menoreh luka.
Dan aku memang benci. Yang sangat kecil itu menusuk tulangku. Ini lebih dari sakit. Yang kecil itu benar meluka. Membuka luka baru. Memaksa rusukku ikut merasakannya. Sesuatu yang jauh dari lingkar hati. Yang tak pernah aku duga, sesuatu yang kecil itu menyerangku. Membuatku goyah. Dan kembali pasrah.
240711
0 komentar:
Post a Comment