**Tolol. Sakit saja lagi. Bodoh. Kenapa mesti bertingkah sebodoh itu? Ha? Apa kamu lupa? Kamu lupa ya? Janjimu, prinsipmu. DO NOT BELIEVE EVERYONE. Never. Tapi aku rasa kamu lupa. Atau melupa? Puas, sekarang dia berhasil. Dia menang. Lelaki itu mengambil sedikit senyummu siang tadi. Kamu lupa? Hanya karna sakit yang kau rasa, dan itu sedikit. Hanya sebagian kecilnya saja. Dan kamu menangis. Walaupun takan ada yang mampu membacanya, aroma airmata yang melekat dari tadi. Tapi aku tau. Aku tau. Kamu kalah. Kamu yang membuat permainan bodoh ini, kamu juga yang mengakhirinya. Dengan apa? Kekalahan? Kalah telak? Iya begitu? CUKUP! Hentikan, aku mohon. Apa kau tidak merasakan, aku sama lelahnya dengan kamu. Aku ini bagian dari tubuhmu. Yang pertama merasakan sakitnya aku juga. Jadi, hentikan aku mohon. Jangan permainkan alur lagi, jangan lagi-lagi, karna ini sama saja memainkan aku, perasaanmu sendiri.
**Oke, berhinalah. Sepuasmu, berdustalah. Dan ya, sakiti mereka seperti sakitnya hatimu, mungkin. Tapi jangan salahkan aku, kalau dendam ini menyisa di dinding hati. Jangan ribut kalau aku ingin balas semua kecuranganmu. Yang pura-pura tidak tau, yang mudah sekali merayu. Omong kosongmu. Kamu perlu tau, atau nantilah ada waktumu untuk mengerti. Aku bukannya lemah apalagi kalah, atau aku juga pantang menyerah. Hanya aku ikuti saja jalur permainanmu, lalu kita sama-sama tau seberapa hebat kamu, atau seberapa kuat aku.
26Maret2011
0 komentar:
Post a Comment