Aku tak sanggup menuliskannya, cinta. Apa masih bisa kaurasa?
Aku tak bisa meraba abjadnya, cinta. Apa masih mampu kaujaga?
Aku tak mampu mengulang kisahnya, cinta. Apa masih seperti waktu lalu?
Aku tak mungkin kembali, kecuali dengan cara baru, tidak dengan menawar lagi hati yang patah sembilu. Aku tak mungkin datang lagi, meski doa berjajar rapi sampai ujung jemari. Kecuali kau menamai kita dengan aksara baru. Sepotong hati yang baru. Sederet makna dalam celah baru. Sepenggal kisah lalu yang menemui sepertiga sisanya lebih syahdu. Segala yang baru.
Kau yang sanggup menuliskannya, cinta. Merasakan yang kemarin kauabaikan.
Kau yang bisa meraba abjadnya, cinta. Menjaga yang kemarin kaulepaskan.
Kau yang mampu mengulang kembali kisahnya, aku yang waktu itu kau bunuh pelan-pelan....
Katanya, setelah sebuah kepergian akan ada yang berdatangan, lebih baik dari yang dulu. Katanya, setelah suatu perpisahan akan hadir pertemuan, lebih indah dari yang kemarin. Katanya, setelah aku kehilangan seseorang, akan kudapati sesosok yang lain: hati yang lebih sempurna dari waktu itu.
Adakah itu dia yang tak kuketahui sesiapa, ataukah itu adalah engkau dengan cinta yang baru. Engkau dengan segala yang Tuhan lebihkan untuk kumiliki setelahnya.
Entah.
060414
0 komentar:
Post a Comment