Karena cinta membatasi ruang gerak untuk meluka. Rasa yang dipuja setiap jari kelingking, menyatukan nafas lewat udara yang sama. Berulang kali tersenyum, menyanjung kalimat yang diputar-putar lagi, cinta. Terpikat pada satu pandang saja. Masih selalu akan sama.
Mengetuk ujung jari manis, melingkarkan rasa serupa, masih seperti yang kemarin, seperti tersemat rasa cinta di dalamnya. Dan yang masih menyengalkan tanda tanya. Merangkai kalimat tentang cinta, apa mesti sedang merasakan jatuh pada keelokan serupa? Tapi bukankah mencipta cerita pembunuhan bukan berarti harus membunuh? Lalu, mana yang benar?
Tersenyumlah, lagi dan jangan pernah berhenti meski rindu membuatmu ingin mati. Meski sakit merapuhkan tulangmu, jangan buat bibirmu menipiskan lengkungannya, tersenyumlah seperti tak pernah sendirian. Tersenyumlah, karena mereka ingin melihat satu tanda bahagia lewat segaris senyummu. Tersenyumlah seakan sedang melewati mimpi. Terus, tersenyumlah seolah jatuh hati setiap hari.
@fasihrdn on twitter
@fasihrdn on twitter
1 komentar:
Pertamax hehe.
Nyasar. .
Mampir
Post a Comment