Tanpa jeda, seperti menghela nafas. Cinta itu bergejolak tiada henti. Beriring berganti keping yang meninggi, begitu terus sampai pada titik tempatnya berhenti. Langkahku masih mengeja peta, kemana lagi mesti menyebarkan derapnya. Yang makin menepi setiap hari, bergandengan dengan risau yang menggalau.
Mataku sempat mampir menguraikan arti kalimatmu,
"jadilah sesuatu, bukan tempat pelarianmu namun pemberhentianmu"
Lalu hening mengajakku mengeja kata, memisahkan hurufnya satu persatu. Menengok setiap arti yang menggantung di tepinya.
Aku tercekat, mengapa jemariku terus mengikuti alurnya, aku sudah baca aturan mainnya. Ini bukan yang aku sengaja, ini hanya.........mungkin perasaanku saja yang terlalu mengada-ada. Ya, aku tidak mampu mengharapkan aku lah sesuatu itu.
Senyumku simpul tak beraturan, menghela nafas panjang dan menepis gelisah yang baru saja datang melewati gundah.
terimakasih untuk seseorang yang baru saja aku kenal, setidaknya kalimatmu benar. Membuka celah untuk tersenyum dan sadar bahwa dunia terlalu indah untuk diratapi:)
terimakasih untuk seseorang yang baru saja aku kenal, setidaknya kalimatmu benar. Membuka celah untuk tersenyum dan sadar bahwa dunia terlalu indah untuk diratapi:)
301011
0 komentar:
Post a Comment