

Masi lekat diingatanku, masih segar aroma sendu kemarin siang. Saat ternyata kekuatan terakhirku pun sudah habis terkikis segala gundah. Aku menjadi yang sangat lemah, sungguh, itu titik puncak di bawah nol derajat. Tak ada yang bisa diucapkan, satu katapun tidak. Karna aku hanya diam, terus diam. Dan yang tak sanggup ku bendung lagi. Mata yang berkaca itu, kali itu aku menampakkannya di hadapan mereka. Dan tentu saja aku menyesal, karna jelas bukan hal yang aku inginkan.
I'm a wonder woman that they said, long time ago. Iya, aku malu. Mereka tau, aku sungguh malu. Aku benci mengapa menjadi selemah itu. Tangis yang deras merembes aliran darahku, membuat nadiku menggigit gemeretak gigiku.
Tidak lagi bisa ditahan. Aku kalah,
pasrah. Menyudut pun tak lagi ada gunanya, mereka sudah kadung tau. Airmataku, lelahku, sakitku. Walaupun mungkin mengerti saja takkan pernah cukup kecuali memahami tatapanku. Yang tajam tapi tetap kosong. Meradang juga takkan mampu membunuh perih yang meyebar.
Aku tau itu. Aku ingin hentikan isakan ini, meski sulit, aku tau itu. Tapi ini janjiku tempo hari, tidak dengan airmata yang kalian lihat.
Cukup senyumanku saja yang kamu tau.
 |
for the girls with perfect smiles |
Dan saat aku benar-benar kehabisan daya, kamu tetap tak perlu melihatnya dari mataku. Karna kalian tau, Aku masih tetap kuat meski berdiri hanya dengan satu jari kakiku.
I'm sure, you all know that I mean cause I have many power.
050611
0 komentar:
Post a Comment