Fasih Radiana

Kalau kamu termasuk penulis dengan genre komedi, apa akan jadi sempurna tanpa tawa pembaca? Jadi, jangan pernah terbesit, kalimat asmara membuatmu kehilangan harga. Karena cinta seperti satuan terkecil yang melengkapi jutaan angka. Cinta juga yang menjadikanmu mampu membuat mereka melengkungkan tawa. Cinta bukan kisah tentang mereka yang membuat hidupnya seakan selalu kecewa, membuat hatinya terlihat selalu meluka. Cinta hanya menawarkan berbagai macam rasa. Terserah, mau pilih yang mana. Meski bukan karena seseorang yang mengelokkannya, percayalah, someday LOVE will find you. Karena cinta selalu mengajariku menyimpulkan hidup dengan lebih sederhana.

Saturday, August 11, 2012

Apa Salahnya Mencintai Kekasih Orang?


Sedari tadi, sudah berkali-kali aku meyakinkan diri. Tak ada rasa tersemat di antaranya. Ah, apa lagi ini? Resah yang menyebarkan gelisah membuatku kian gundah. Momdar-mandir tak tentu arah.

Aku rindu, kangen senyummu yang rekah. Kamu mengambilnya diam-diam tanpa seizinku. Lewat tatap semu dari tawa yang renyah. Aku masih ingin merasakan aroma tubuhmu, menikmati lamunan yang makin liar tak tahu aturan.

Kali ini aku benar-benar kehabisan daya. Jadi pilu ingin bertemu. Cukup dengan melihatmu, meski hanya di belakangmu. Jujur saja, aku juga masih belum percaya, kamu menggetarkan napasku. Mengubah iramanya jadi lebih syahdu. Kamu membuatku jadi betah, jadi sedikit lebih tabah menahan amarah.

Aku ingin kamu tetap di sampingku. Aku hanya ingin merasakan senyummu. Hanya ingin terus duduk menjuntai berbaur bersama tawa yang menderai. Ah, kamu membuatku terbuai. Orang bilang, jadi sedikit lebay.

Dalam diam aku masih mencuri-curi pandang. Mataku hilang kendali, tak kuasa melirik di bawah terik. Kamu mengundang rasa yang tak jadi tamu undangan. Kamu melesetkan sasaran, melesapkan perasaan. Aku jadi kecanduan.

Ternyata susah, mengusir bayang yang terlanjur melayang-layang dalam lamunan. Jadi setengah gila; memikirkanmu aku kehilangan logika.

follow me @fasihrdn
Aku ingin memanggilmu, menolehkan kepalamu. Memalingkan pandanganmu hanya ke arahku. Mengubah tujuanmu menjadi bahagiaku. Merapikan denyut jantungku, membuatnya jadi stabil.

Pak, Kak, Mas, atau harus seperti apa aku memanggilmu. Aku tak punya cara membuat gendang telingamu hanya berfungsi mendengar suaraku. Aku bahkan tak punya nyali menyebut namamu. Aku tak berani jatuh di pelukanmu. Kecuali kamu mengizinkan aku lebih dulu. Memungutku. Merengkuhku lebih dulu. Tidak mungkinkah? Benar, mustahil?

Kalau begitu cukup menyapaku dengan tatapan yang melelehkan senyuman.


110812~Ceritakan padaku tentang hatimu

2 komentar:

wiriyanto aswir- said...

Askum Fasih Radiana,aku baca tulian kamu di kompasiana,sederhana sekali namun diantaranya menusuk dan menyentuh dibalik keserhanaannya.Blogmu luar biasa,aku juga blogger,cuma tulisannya acak acakkan dan tampilannya kubuat tidak menarik kunjungi lah kalau bertemu,anggap aku adalah sahabat pena...blogku :aswirjunior.blogspot.com

fb aku Wira Pandawa ,ini nama pena,nama asliku wiriyanto aswir,klik di gugel aja :-) salam pertemanan

Fasih Radiana said...

terimakasih, oke salam;))

Post a Comment